Menjamurnya perusahaan startup atau rintisan di Indonesia memberikan peluang baru untuk para pencari kerja. Mereka memiliki banyak variasi bidang pekerjaan yang bisa dicoba. Apakah Anda salah satu yang ingin bekerja di perusahaan startup? Mungkin tips-tips berikut akan sangat berguna.
Artikel ini membahas mengenai cara bekerja di startup beserta tips sukses meniti karir di perusahaan. Apa saja sih? Yuk kita simak sama-sama.
Kelebihan dan Kekurangan Kerja di Startup
Sebelum memutuskan untuk melamar kerja di startup, penting untuk mengetahui plus minus bekerja di perusahaan rintinsan ini supaya siap menghadapi segala resikonya. Apalagi perusahaan startup berbeda dengan perusahaan konvensional biasa, mulai dari metode bisnisnya, operasional, hingga sistem kerjanya. Meski banyak sekali kelebihan bekerja di startup, bukan berarti tidak ada kekurangan atau tantangannya.
Kelebihan
Beberapa kelebihan yang bisa Anda rasakan bila bekerja di startup:
- Waktu fleksibel; bekerja di startup akan membuat Anda lebih bebas dan tidak terlalu dikekang waktu, dengan syarat pekerjaan sudah selesai.
- Lebih berkembang; ada kalanya Anda diharuskan mencoba pekerjaan lain diluar job desk sehingga bisa belajar banyak hal baru.
- Lingkungan kerja yang menyenangkan; biasanya perusahaan startup memiliki kantor dengan lingkungan menyenangkan. Selain jam kerjanya fleksibel, tempat kerjanya juga tidak terikat. Anda tidak harus terus duduk di meja kerja, tetapi bisa bekerja di tempat yang menurut Anda nyaman sehingga bisa lebih produktif. Bahkan ada beberapa perusahaan yang memberikan keleluasaan melakukan WFH (Work From Home) sehingga tidak perlu pergi ke kantor.
- Jerih payah lebih dihargai; dengan status perusahaan yang masih berkembang menjadikan setiap dampak yang dihasilkan oleh karyawan akan terlihat jelas. Kontribusi mereka pun akan lebih dihargai ketimbang di perusahaan konvensional yang memang sudah stabil.
- Peluang untuk berinovasi; jika Anda orang kreatif yang banyak ide, sangat cocok kerja di startup. Akan lebih mudah untuk menyampaikan ide kepada tim dan membuat inovasi baru.
Kekurangan
Selain kelebihan, tentu akan ada kekurangan dan tantangannya jika bekerja di perusahaan startup, antara lain:
- Perusahaan belum stabil; banyak sekali contoh perusahaan startup gagal di 3 tahun pertama. Meski mereka kreatif dan inovatif, tapi jika tersendat pendanaan maka sulit untuk tetap bertahan di industri. Hal tersebut sangat mempengaruhi kesejahteraan pekerja jangka panjang, dimana Anda sebagai karyawan harus siap untuk kemungkinan terburuk.
- Harus bisa multitasking; wajib menguasai keahlian lebih dari satu karena sangat mungkin bekerja di luar kewajiban.
- Harus bisa mengatur waktu; fleksibelitas kerja di startup tidak selalu tentang jam kerja yang lebih sedikit, namun juga harus bisa menambah waktu kerja apabila masih ada pekerjaan atau harus menyelesaikan sebuah projek.
- Harus memiliki kemampuan adaptasi; seringnya perusahaan mengalami perubahan baik dalam struktur organisasi maupun tim membuat para pekerjanya harus bisa beradaptasi dengan baik.
- Gaji yang bervariasi; banyak orang berminat bekerja di startup karena gaji yang besar. Namun harus diingat bahwa tidak selamanya begitu, apalagi jika perusahaan masih baru dan masih harus menyesuaikan pendanaannya. Bisa jadi gaji malah dibawah UMR lho!
8 Tips Melamar Kerja di Startup
Kerja di startup lulusan apa? Umumnya lowongan kerja di perusahaan startup mengharuskan pelamar untuk memiliki riwayat pendidikan yang sesuai dengan bidang yang dilamar. Jika Anda masih mahasiswa, persiapkan untuk memasuki jurusan kuliah dengan prospek cerah agar kemungkinan diterima lebih tinggi.
Jika sudah yakin untuk bekerja di startup, selanjutnya Anda harus menyiapkan diri dan segera melamar. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan agar diterima, yang mungkin sedikit berbeda dengan melamar kerja di perusahaan konvensional biasa. Tips-tips berikut mungkin berguna untuk Anda yang ingin mencoba peruntungan melamar di perusahaan startup.
1. Ubah Mindset
Sebelum proses melamar kerja, yang harus dipersiapkan terlebih dulu adalah mindset (pola pikir). Dimana mindset calon pekerja harus selaras dengan sistem startup yang berbeda dengan perusahaan konvensional biasa. Perusahaan startup lebih tertarik kepada orang yang ingin terus belajar daripada yang sudah ahli namun malas. Mindset harus ditanamkan sejak awal agar bisa bersaing dengan pelamar lain.
2. Pelajari Perusahaan yang Dilamar
Jika ingin masuk ke sebuah perusahaan, tentu harus memahami seluk beluk perusahaan yang dituju. Berbagai informasi biasanya sudah tersedia di situs resmi perusahaan, apalagi startup harusnya sih pasti ada situsnya. Pelajari mengenai profil sampai kebutuhan perusahaan tersebut. Pengetahuan Anda bisa menjadi poin tambahan saat wawancara kerja, dan agar Anda melamar sesuai posisi yang diperlukan.
3. Siapkan CV dengan Matang
Bukan hanya menarik, CV atau Curiculum Vitae harus lengkap dan jelas. Sebagai sarana untuk memperkenalkan diri, CV harus bisa dimaksimalkan dan menjelaskan Anda sebaik mungkin. Hindari membuat CV yang hanya berisi poin-poin klasik, namun bumbui dengan informasi mengenai kegiatan dan goals yang sudah Anda hasilkan.
4. Lampirkan Portofolio
Portofolio sebagai pendukung CV bisa menambah kepercayaan perusahaan untuk mempertimbangkan Anda. Jika dalam CV mencantumkan goals atau pencapaian-pencapaian, portofolio diperlukan sebagai bukti nyata. Semakin banyak portofolio, semakin mungkin bisa bersaing masuk perusahaan startup.
Portofolio bisa berasal dari pekerjaan di kantor sebelumnya, pekerjaan yang didapat dari situs freelance, atau dari projek-projek yang dikerjakan di masa kuliah (untuk para fresh graduate).
Ada beberapa lowongan bagi programmer yang tidak harus menempuh kuliah. Selama skill programmer telah mumpuni dan memmiliki beragam portofolio menarik, Anda bisa mencoba untuk melamar di startup. Sebuah kesempatan besar bagi Anda yang memiliki ijasah SMA / sederajat.
5. Tentukan Strategi Pengiriman Lamaran
Mengirim lamaran ke perusahaan startup tidak sembarangan, kadang butuh strategi agar tepat sasaran. Jarang sekali perusahaan yang menggunakan cara tradisional untuk menerima lamaran. Paling tidak melalui platform lain yang biasa digunakan sebagai sarana melamar pekerjaan, contohnya LinkedIn. Anda bisa mengirim lamaran melalui media sosial itu jika perusahaan membuka lowongan pekerjaan di sana.
6. Asah Kemampuan Komunikasi Untuk Bekal Interview
Banyak kandidat yang tumbang di sesi wawancara atau interview karena faktor komunikasi. Pelamar kesulitan menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya dan membuatnya terlihat kurang lihai dalam bidang yang dilamar. Padahal belum tentu dia kurang lihai, bisa jadi hanya karena tidak pandai bicara saja.
Padahal sesi interview adalah kesempatan emas untuk unjuk kebolehan. Inti dari proses interview bukan untuk menantang pewawancara berpikir "wah" tentang Anda, namun untuk meyakinkan bahwa Anda layak untuk diajak bekerja sama. Selain kecakapan dalam komunikasi verbal, ketenangan juga sangat penting saat proses interview.
Kebanyakan interview dilakukan melalui platform video call seperti Zoom atau Google Meet. Namun ada juga yang memanggilnya langsung ke kantor untuk melihat pelamar lebih jelas. Tenang saja, interview dengan perusahaan startup biasanya tidak terlalu formal dan suasananya lebih enjoy.
7. Pahami Seputar Gaji
Salah satu yang sering ditanyakan pada proses interview adalah mengenai offer salary atau gaji. Penting sekali memiliki pengetahuan mengenai gaji, setidaknya untuk posisi yang ingin Anda lamar. Dengan begitu Anda mempunyai jawaban yang lebih masuk akal dan tidak sembarangan. Carilah informasi di situs-situs yang menulis artikel seputar gaji startup agar memiliki gambaran.
Jangan sampai Anda memberikan penawaran gaji diluar kemampuan perusahaan. Bahkan kebalikannya, yaitu diberi gaji kecil yang tidak sesuai dengan skill yang dimiliki. Hargailah kemampuan Anda sendiri.
Pertimbangkan posisi yang dilamar, pengalaman kerja, skill, dan status perusahaan saat nego gaji dengan HRD atau user.
8. Tingkatkan Skill
Ingat, startup adalah perusahaan yang terus berkembang. Anda harus bisa beradaptasi dengan baik supaya tidak tersingkir dengan pesaing lain yang lebih kreatif. Konsistem mempelajari teknologi baru akan membantu mempertahankan posisi Anda dalam perusahaan.
Persaingan untuk bekerja di startup sangatlah tinggi. Meski begitu, sangat mungkin untuk mencoba peruntungan di bidang ini asalkan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan. Semoga cara kerja kerja di startup ini memberikan tambahan informasi bagi Anda yang berminat melamar ke startup.