Sebelum memutuskan untuk pindah dari rumah tapak ke apartemen, Anda harus mengetahui beberapa biaya bulanan apartemen yang wajib dikeluarkan untuk perawatan. Ini penting agar tidak kaget dengan pengeluaran rutin yang harus dibayarkan tersebut.
Tingga di apartemen memang nyaman dan memberikan privasi. Anda bisa menikmati pemandangan kota dari ketinggian tanpa terganggu suara bising tetangga. Lokasi apartemen yang berada di pusat kota pun memberikan keuntungan bagi yang memiliki mobilitas tinggi. Para penghuni bisa dengan leluasa pergi ke perkantoran, sekolah, dan berbagai fasilitas umum lainnya.
Hal tersebut akan menghemat banyak waktu karena semua lokasi tujuan dapat dicapai dengan mudah dan menghindari kemacetan semaksimal mungkin. Kendaraan pun dapat diparkir dengan aman di basement tanpa khawatir akan tindak kriminal karena apartemen sudah memiliki tingkat keamanan tinggi yang beroperasi 24 jam.
Apartemen memberikan segala kenyamanan yang dibutuhkan, namun semuanya memiliki biaya pengeluaran bulanan tinggal di apartemen yang tidak boleh dilewatkan. Jika Anda berniat untuk tinggal atau pindah ke apartemen, pastikan untuk membaca dulu beberapa pengeluaran rutin bulanan untuk perawatan apartemen dan fasilitasnya.
- 1. Listrik
- 2. Air
- 3. Parkir
- 4. Biaya Pemeliharaan
- 5. Sinking Fund
1. Listrik
Semua hunian pasti memiliki pengeluaran listrik per bulan. Namun biaya Tarif Dasar Listrik (TLD) apartemen umumnya lebih mahal dibanding rumah tapak. Ini karena perusahaan PLN membebankan biaya berbeda pada bangunan berkategori bisnis, salah satunya apartemen. Perhitungan biaya listrik bulanan apartemen disamakan dengan mall dan gedung perkantoran. Apakah Anda sering mendengar bahwa harga listrik di apartemen dapat menguras kantong? Ya, ternyata ada benarnya.
Biaya listrik bulanan apartemen memiliki selisih sekitar Rp 200.000 lebih mahal dari rumah tapak. Misalnya saja biaya listrik di rumah tapak adalah Rp 300.000 per bulan, maka biaya listrik di apartemen adalah Rp 500.000 dengan konsumsi listrik dan peralatan yang sama. Sisi baiknya, apartemen jarang mati lampu karena ada genset yang disediakan. Kalaupun sampai mengalami, biasanya hanya sesaat saja dan langsung nyala kembali.
Kesimpulannya, harga listrik bulanan di apartemen kelas menengah berkisar antara Rp 500.000 - Rp 1 juta tergantung pemakaian.
2. Air
Jika tinggal di rumah tapak dapat membuat sumur sendiri, maka tentu di apartemen tidak bisa demikian. Pengelola akan berlangganan air ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.
Sama seperti listrik, Tarif Dasar Air (TDA) di apartemen juga lebih tinggi dibanding rumah tapak. Rumah tapak memiliki tarif dasar Rp 1 - Rp 6,2 per liter. Sementara kategori rumah khusus seperti apartemen adalah Rp 3,7 per liter untuk 10rb liter pertama, dan jika lebih dari 10rb liter naik menjadi Rp 7,15.
Untuk biaya bulanan air apartemen kelas menengah berkisar Rp 100.000 - Rp 150.000 tergantung pemakaian.
3. Parkir
Salah satu kelebihan apartemen adalah memiliki basement atau lahan terpisah sendiri sebagai tempat parkir kendaraan. Tingkat keamanannya sangat tinggi karena hanya bisa diakses oleh penghuni saja.
Peraturan tinggal di apartemen tentang biaya parkir berbeda-beda tergantung pengelola gedung. Ada pengelola yang menggratiskan biaya parkir, ada pula yang membebankan biaya tambahan.
Untuk sepeda motor berkisar Rp 25.000 - Rp 100.00 per bulan. Sementara untuk mobil Rp 100.000 - Rp 200.000 per bulan. Harga tersebut dihitung per unit kendaraan.
4. Biaya Pemeliharaan
Biaya berikutnya adalah biaya pemeliharaan yang bisa juga disebut dengan maintenance fee atau service fee. Biaya ini akan digunakan untuk perawatan gedung, kebersihan, pengelolaan operasional, gaji karyawan apartemen, keamanan, dan lain-lain.
Besarnya biaya dihitung sesuai tipe apartemen berdasarkan luas bangunan dan kelasnya. Semakin berkelas dan besar unit yang dimiliki, semakin mahal pula biaya yang harus dikeluarkan.
Harganya berkisar antara Rp 10.000 - Rp 50.000 per meter persegi tergantung fasilitas dan kondisi bangunan. Biasanya dibayarkan per 3 bulan atau per tahun, namun ada juga yang ditagih per bulan tergantung pengelola.
5. Sinking Fund
Hampir sama dengan biaya pemeliharaan, namun sinking fund lebih spesifik untuk biaya perawatan "besar" fasilitas bersama seperti listrik, air, lift, perbaikan struktur gedung, perbaikan genset, dan lainnya.
Sinking fund dikenakan harga 10% - 15% dari biaya pemeliharaan di nomor 4. Pembayarannya pun sama, yakni 3 bulan sekali.
Itulah beberapa biaya bulanan wajib jika tinggal di apartemen. Terdapat biaya lain yang sifatnya opsional seperti jasa laundry dan biaya dekorasi. Untuk laundry harganya berkisar antara Rp 7.000 - Rp 10.000 per kilo. Sementara untuk dekorasi tidak ada patokan khusus karena tergantung dengan furnitur yang dibeli.
Semoga informasi mengenai biaya bulanan rutin apartemen yang wajib dikeluarkan ini bisa menambah sedikit wawasan. Sudahkah Anda menyiapkan dana yang dibutuhkan sebelum memutuskan tinggal di apartemen?